Isu pembatalan permit konsert-konsert di Johor Bahru yang sibuk digembar-gemburkan media 'hangit' diperkatakan. Gembar-gembur berita dicanang kononnya pihak berkuasalah yang zalim dan artis-artis lah yang teraniaya. Peraturan, batas-batas dilihat sebagai satu yang menyusahkan & bertentangan dengan prinsip 'kebebasan'. Isu hukum berhibur telah berulang kali diperkatakan.Walaupun terdapat beberapa khilaf, sebagai seorang Islam, secara umumnya kita mengetahui apakah batas-batas asas dalam berhibur. Teringat pulak saya masa Michael Jackson datang ke Malaysia dalam tahun 90-an, ramai anak gadis Melayu yang menangis dan histeria....tu dah kira idolisme tu.....
Memang tak dinafikan fitrah manusia suka pada hiburan, malah pada awal kejadian manusia pun Allah SWT jadikan Hawa sebagai teman kepada Adam sebagai teman untuk berhibur dan bersenang-senang. Di syurga pun Allah SWT letakkan hiburan sebagai salah satu faktor penarik untuk memberi rangsangan kepada manusia. Tapi sementara kita di dunia ni, kita tertakluk pada batas-batas syarak yang perlu dijaga dalam mengisi kehendak naluri kita. Antara batasan-batasan dalam berhibur termasuklah:
- Tiada unsur maksiat.
- Tiada mesej-mesej yang dilarang oleh Islam seperti lucah, syirik, melalaikan
- Tidak berlebih-lebih dari segi waktu kerana hiburan itu sifatnya haruslah sampingan.
Justeru kehadiran nasyid dan peranannya dalam menyampaikan dakwah Islamiah harus kita sambut dengan tangan terbuka. Saya cuba buat simple research untuk ketengahkan beberapa dalil yang boleh membantu dalam mencari status nasyid yang saya kategorikan sebagai satu alternatif hiburan yang sederhana. Terdapat beberapa hadis sohih yang menyatakan hiburan yang sederhana adalah dibenarkan dalam Islam antaranya:
"Dari Aisyah r.a, bahwa ketika dia menghantar pengantin perempuan ke tempat laki-laki Ansar, maka Nabi bertanya: Hai Aisyah! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan? Sebab orang-orang Ansar gemar sekali terhadap hiburan." (Riwayat Bukhari)
"Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: Aisyah pernah mengahwinkan salah seorang kerabatnya dengan Ansar, kemudian Rasulullah s.a.w. datang dan bertanya: Apakah akan kamu hadiahkan seorang gadis itu? Mereka menjawab: Betul! Rasulullah s.a.w. bertanya lagi. Apakah kamu kirim bersamanya orang yang akan menyanyi? Aisyah menjawab: Tidak! Kemudian Rasulllah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah suatu kaum yang merayu. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kamu kirim bersama dia itu seorang yang mengatakan: kami datang, kami datang, selamat datang kami, selamat datang kamul" (Riwayat Ibnu Majah)
"Dan dari Aisyah r.a. sesungguhnya Abubakar pernah masuk kepadanya, sedang di sampingnya ada dua gadis yang sedang menyanyi dan memukul gendang pada hari Mina (Idul Adha), sedang Nabi s.a.w. menutup wajahnya dengan pakaiannya, maka diusirlah dua gadis itu oleh Abu Bakar. Lantas Nabi membuka wajahnya dan berkata kepada Abubakar "Biarkanlah mereka itu hai Abubakar, sebab hari ini adalah hari raya (hari bersenang-senang)"." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam...
"Dari Aisyah r.a, bahwa ketika dia menghantar pengantin perempuan ke tempat laki-laki Ansar, maka Nabi bertanya: Hai Aisyah! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan? Sebab orang-orang Ansar gemar sekali terhadap hiburan." (Riwayat Bukhari)
"Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: Aisyah pernah mengahwinkan salah seorang kerabatnya dengan Ansar, kemudian Rasulullah s.a.w. datang dan bertanya: Apakah akan kamu hadiahkan seorang gadis itu? Mereka menjawab: Betul! Rasulullah s.a.w. bertanya lagi. Apakah kamu kirim bersamanya orang yang akan menyanyi? Aisyah menjawab: Tidak! Kemudian Rasulllah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah suatu kaum yang merayu. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kamu kirim bersama dia itu seorang yang mengatakan: kami datang, kami datang, selamat datang kami, selamat datang kamul" (Riwayat Ibnu Majah)
"Dan dari Aisyah r.a. sesungguhnya Abubakar pernah masuk kepadanya, sedang di sampingnya ada dua gadis yang sedang menyanyi dan memukul gendang pada hari Mina (Idul Adha), sedang Nabi s.a.w. menutup wajahnya dengan pakaiannya, maka diusirlah dua gadis itu oleh Abu Bakar. Lantas Nabi membuka wajahnya dan berkata kepada Abubakar "Biarkanlah mereka itu hai Abubakar, sebab hari ini adalah hari raya (hari bersenang-senang)"." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam...
